Ulos Pun Diklaim malaysia


Cerita Seru. Menurut Forum Kebudayaan Indonesia, sudah 32 budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain, 21 diantaranya diklaim oleh Malaysia.

1. Batik dari Jawa oleh Adidas
2. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
8. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
9. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
10. Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
15. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
17. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
22. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
24. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
29. Kain Ulos oleh Malaysia
30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Malaysia begitu jeli memanfaatkan situasi dimana sebagian besar rakyat Indonesia tidak begitu memperhatikan kebudayaannya sendiri. Situasi dimana rakyat Indonesia lebih bangga jika menggunakan sesuatu yang berbau luar negeri dan asing.
Ini juga kesalahan bangsa Indonesia sendiri, 10 hingga 20 tahun silam, anak-anak Indonesia masih sering bermain alep, kuda lumping, tali tanah, bendengan dan, tapi sekarang anak-anak lebih suka PlayStation, TimeZone. Media televisi juga latah mengikuti trend ini. Praktis mungkin hanya TVRI yang cukup konsisten menayangkan acara budaya-budaya Indonesia. Itupun pemirsanya cuma sedikit. Ini menjadi cambuk bagi generasi muda Indonesia untuk introspeksi, disamping memang ulah negara tetangga yang tidak bersahabat.
Malaysia mungkin memang suka mencuri, atau tepatnya plagiat budaya. Ada 21 budaya Indonesia yang mereka klaim sebagai budaya asli mereka, salah satunya Ulos. Ternyata, tahun 2008 lalu, Malaysia sudah klaim Ulos sebagai bagian dari budaya mereka pada satu acara, yang katanya mewakili negeri-negeri yang ada di Malaysia.
Menurut Lidyanata Blog, kain ulos tersebut digunakan pada acara yang mewakili kebudayan negara-negara yang ada di Malaysia. Kain dipakai dalam suatu tarian, yang kalau tidak salah jenisnya ‘ragi hotang’, dengan tarian yang mirip tortor, hanya tangan mereka tidak ‘manyomba’ di depan dada, tapi diletakkan di samping paha kiri dan kanan dan kakinya ‘manyerser’ -serser.


Isi blog tersebut:
Selama ini saya tidak terlalu mengikuti perkembangan ULOS. Yang saya tahu, ULOS itu kain/pakaian adat batak, warisan nenek moyang kita, yang pemakaiannya tidak sembarangan. Lucunya, setelah saya mengalami kejadian yang menyesakkan (menurut saya), baru deh saya ‘heboh’ cari tahu mengenai ULOS.

Kejadiannya begini, beberapa minggu lalu saya ditugaskan oleh kantor ke Kuala Lumpur. Pada satu acara, kami disuguhkan kebudayaan yang katanya mewakili negeri-negeri yang ada di Malaysia. Awalnya sih biasa, yang mereka tampilkan adalah tari-tarian Melayu lengkap dengan pakaian khas Melayu, yg notabene persis dengan tarian dan pakaian Melayu kita. Diikuti dengan tarian dan pakaian adat yg mirip Dayak, okelah, saya pikir masih masuk akal. Yang biasa mulai menjadi tak biasa setelah mereka tampilkan ‘tarian menenun songket’ lengkap dengan kain songket yang persis sekali dengan songket Palembang.
Emosi saya mulai memuncak ketika mereka menampilkan suatu tarian, saya lupa mereka sebut itu tarian apa (sangking emosinya saya sudah tak terdengar lagi apa kata MCnya :( Yang pasti pakaian yang dikenakannya adalah ULOS, yang kalau saya tidak salah jenisnya ‘ragi hotang’, dengan tarian yang mirip dgn tortor, hanya tangan mereka tidak ‘manyomba’ di depan dada, tapi diletakkan di samping paha kiri dan kanan dan kakinya ‘manyerser’ -serser. Dengan bangganya mereka menampilkan tarian itu sebagai budaya mereka! Ironis sekali. Tadinya saya pikir hanya saya yang ‘noticed’ akan kejadian tersebut, ternyata ada seorang teman saya yang juga sadar “Eh Lid, baju lo dipake tuh!” dia tau saya orang BATAK-RED.
Sudah ada beberapa teman (baik BATAK dan nonBatak) yang mengiyakan kalau yang di foto itu adalah ULOS (menurut kalian para penari di atas memakai ULOS bukan?)




Teman2 kita semua tahu bahwa ULOS itu asli milik kita “Halak BAtak”, setelah mengetahui ini, saya jadi semakin heran dengan sikap Negara tetangga kita ini, mengapa ya mereka ga malu gitu mengakui kalo budaya orang sebagai miliknya…??
Jujur, saya jadi semakin marah, tapi saya tidak tau apa yang harus saya perbuat., jadinya yah, saya mempublikasi kan nya saja, biar semakin banyak orang dan orang batak yang tau akan hal ini.
Mungkin dari kejadian ini kita bisa mengambil sikap, bisa semakin memperhatikan kebudayaan kita, paling tidak dimulai dari budaya masing-masing lah. Biar kita tidak kehilangan jati diri kita.
Dan berharap pemerintah daerah Sumatera Utara juga dapat mengambil sikap dari kejadian ini, agar kejadian ini tidak berulang sampai kapan pun lagi.
Saya juga sedih dengan teman2 yang notabene orang batak, tapi banyak yang malu kalau mereka itu adalah orang batak. Yah setidaknya marilah setiap diri kita
SADAR… SADAR… SADAR….
JANGAN MALU SEBAGAI ORANG BATAK…
JANGAN SAMPAI DIBILANG DALLE….
JANGAN SAMPAI… JANGAN SAMPAI….

MAULIATE…. GB…



http://lidyanata.blogspot.com/2008/05/sejak-kapan-orang-malaysia-pake-ulos.html
http://lumbantoruan.com/pikiranku/ulos-pun-diklaim-malaysia

0 Responses

Posting Komentar